Monday, January 15, 2018

Alasan dan Tujuan Pentingnya Mempelajari Pancasila

Alasan dan Tujuan  Pentingnya Mempelajari Pancasila

Ada beberapa alasan mengapa Pancasila harus dipelajari oleh setiap anak bangsa Indonesia. Beberapa alasan itu antara lain:

1. Pancasila adalah perjanjian luhur yang telah disepakati oleh bangsa Indonesia untuk dijadikan sebagai jiwa dan kepribadian bangsa, falsafah hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Sebagai jiwa bangsa, Pancasila melekat pada eksistensi bangsa Indonesia.

2. Sebagai falsafah hidup bangsa, Pancasila bukan hanya untuk dimiliki, apalagi sekedar dijadikan pusaka. Nilai-nilai luhur Pancasila harus dapat dihayati dan terwujud dalam perilaku nyata setiap anak bangsa dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.


3. Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi dasar pedoman dalam kehidupan bernegara, baik bagi pemerintah (dalam arti luas) maupun bagi setiap dan segenap warganegara Indonesia. Jadi, warganegara yang baik adalah warganegara yang mentaati segala peraturan yang didasarkan kepada nilai-nilai Pancasila, yang tidak menyimpang apalagi bertentangan dengan Pancasila.

4. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, yang pluralistik, yang ber-bhinneka tunggal ika. Dalam perjalanan sejarah dan gerak kehidupan bangsa Indonesia telah terbukti bahwa Pancasila cocok sebagai falsafah pemersatu bangsa. Sangat disadari bahwa bangsa majemuk itu sangat potensial untuk bertumbuhnya benih konflik dan dis-integrasi, sehingga sangat diperlukan adanya falsafah pemersatu yang bisa diterima oleh segenap komponen kemajemukan bangsa.

5. Ilmu dan pemahaman yang baik dan benar tentang Pancasila perlu dipelajari oleh setiap anak bangsa untuk dapat mewarisi dan menjaga kelestariannya. Setiap generasi penerus harus mampu mewarisi ilmu dan pemahaman itu dari generasi pendahulunya.

Dengan demikian, maka dapat pula dijelaskan bahwa yang menjadi tujuan setiap anak bangsa Indonesia ini mempelajari Pancasila adalah:

1. Untuk mengenal Pancasila
Tujuan pada tahapan dan tingkatan terendah adalah dimulai dari mengenal apa itu Pancasila. Pada tingkatan ini setidak-tidaknya setiap anak bangsa sudah mulai mengetahui bahwa Pancasila itu ada, dan Pancasila itu bukan nama bagi makanan atau nama orang atau nama binatang purba atau nama lainnya, melainkan Pancasila adalah nama bagi falsafah atau pandangan hidup bangsa dan dasar negara kita, Indonesia.

2. Untuk memahami Pancasila
Pada tahapan berikutnya, mempelajari Pancasila adalah untuk memahaminya secara benar dan sedalam-dalamnya. Sampai seberapa dalam pemahamannya tentu berbeda-beda pada masing-masing anak bangsa, tergantung banyak faktor penyebabnya. Tetapi yang pasti, setiap pemahaman yang terjadi akan melahirkan satu dari dua kemungkinan kesimpulan.
Pertama, kesimpulan yang positif, yang menilai bahwa Pancasila itu baik, cocok dan karena itu diperlukan. Kesimpulan ini membawa kepada proses penerimaan yang positif pula, yaitu menerima Pancasila secara ikhlas, tegas, dan penuh kesadaran.
Kedua, kesimpulan yang negatif, yang menilai bahwa Pancasila itu tidak ada manfaatnya, tidak cocok dan karena itu tidak diperlukan. Kesimpulan ini berpotensi membawa kepada proses penolakan atau penerimaan yang negatif, yaitu menerima Pancasila karena terpaksa, ragu-ragu, atau sekedar sebuah siasat atau strategi. Misal, dalam sejarah bangsa tercatat, partai komunis yang semula nampaknya menerima Pancasila kemudian terbukti bahwa penerimaannya itu tidaklah ikhlas, bahkan kemudian mencoba mengganti Pancasila dengan ideologi lain, yaitu komunisme.
Dan untuk dapat meningkat kepada tahapan berikutnya, maka syaratnya, penerimaannya itu haruslah penerimaan yang positif.

3. Untuk menghayati Pancasila
Menghayati atau menjiwai adalah memasukkan kedalam jiwa. Dengan penerimaan yang positif akan memungkinkan terjadinya proses internalisasi, proses mendarah-dagingkan nilai-nilai luhur Pancasila kedalam diri pribadi masing-masing individu anak bangsa, sehingga akan mewarnai kepribadian dan sikap perilakunya.

4. Untuk mengamalkan Pancasila
Nilai-nilai luhur Pancasila itu tentu sia-sia dan tidak ada manfaatnya jika tidak diamalkan. Pada tahapan ini tujuan mempelajari Pancasila tidak hanya berhenti pada sekedar memahami, tetapi bagaimana nilai-nilai yang sudah difahami secara benar dan dihayati dengan keikhlasan itu dapat terwujud secara nyata dalam bentuk amal atau perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

5. Untuk melestarikan Pancasila
Jika Pancasila sudah mampu diamalkan dan merasakan manfaat darinya, maka akan tumbuh kesadaran untuk menjaga agar Pancasila itu dapat terus dilestarikan, terus dapat dimiliki, dihayati, dan diamalkan.
Proses pelestarian ini bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan menjaga agar Pancasila tidak dirongrong, tidak diselewengkan, bahkan agar Pancasila tidak diganti dengan ideologi lain. Kedua, dengan mewariskan nilai-nilai luhur Pancasila itu kepada generasi muda penerus estafeta kehidupan bangsa, utamanya melalui proses pendidikan, baik pendidikan informal, formal, maupun pendidikan non-formal.



Sejarah Perumusan Pancasila

Sejarah Perumusan Pancasila


           Istilah Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri atas dua kata, yaitu panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar atau asas. Jadi, Pancasila berarti lima dasar atau lima asas. Di atas kelima dasar inilah berdiri Negara Kesatuan Republik Indonesia.

             Secara historis-sosiologis Pancasila yang sekarang kita miliki merupakan pandangan dan falsafah hidup hasil penggalian, dan pemikiran yang dalam oleh Bapak Pendiri Negara (the founding fathers). Selanjutnya hal tersebut dikristalisasikan dan dirumuskan menjadi lima prinsip dasar yang dinamakan Pancasila. Proses penggalian dimulai dari pelantikan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Zyumbi Tyoosakai) atau Badan Penyelidik tanggal 28 Mei 1945. Badan Penyelidik itu diketuai dr.Radjiman Wedyo diningrat dan ketua muda terdiri dua orang yaitu RP Soeroso dan Ichebangase. Sidang pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 untuk membahas permintaan pandangan dari segenap anggota mengenai dasar negara Indonesia merdeka yang akan dibentuk nanti. Hal ini diajukan ketua ketika memberikan pengantar dalam pembukaan sidang. Pada kesempatan tersebut ada tiga orang anggota yang menyampaikan pandangan, yaitu Mr.Muh.Yamin tanggal 29 Mei 1945, Mr.Soepomo tanggal 31 Mei 1945, dan Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.

a. Mr. Muh. Yamln (29 Mei 1945)


Dalam pidatonya pada tanggal 29 Mei 1945, beiiau mengajukan usulan dasar yang terdiri dari I lima asas sebagai berikut.

1) Perikebangsaan.    4) Perikerakyatan.
2) Perikemanusiaan.    5) Kesejahteraan rakyat.
3) Periketuhanan.

b. Mr. Soepomo (31 Mel 1945)

Dalam pidatonya tanggal 31 Mei 1945,beliau lebih menekankan pengertian dasar negara sebagai staatsidee (cita-cita) dengan konsep Integralistik yaitu mampu mengatasi semua aliran. Adapun mengenai dasar negara, secara garis besar dlsampaikan usulan sebagai berikut.

1)    Paham negara persatuan (negara integralistik).
2)    Hubungan antara agama dan negara harus terpisah. Warga negara hendaknya tunduk dan patuh kepadaTuhan.
3)    Sistem badan permusyawaratan.
4)    Sosialisme negara.
5)    Hubungan antarbangsa yang bersifat Asia Timur Raya. c. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)

Beliau mengemukakan lima dasar (asas) dasar sebagai berikut.

1)    Kebangsaan Indonesia.
2)    Internasionalisme atau perikemanusiaan.
3)    Mufakat atau demokrasi.
4)    Kesejahteraan sosial.
5)    Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kelima dasar tersebut kemudian diberi nama Pancasila yang menurut Bung Kamo sendiri, atas petunjuk dari teman beliau yang seorang ahli bahasa. Kemudian dengan suara bulat sidang menerima Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang abadi.

Dengan selesainya rapat tanggal 1 Juni selesail pula persidangan pertama Badan Penyelidik. Dalam kesempatan tersebut telah dibentuk suatu panitia kecil di bawah pimpinan Bung Kamo dengan anggota-anggota antara lain Bung Hatta, Sutardjo Kartohadikusumo, Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Otto Iskandardinata, Muh. Yamin, dan A.A. Maramis. Kesemuanya berjumlah delapan orang. Panitia Kecil tersebut bertugas menampung saran-saran, usul-usul, dan konsepsi para anggota yang oleh ketua diminta untuk diserahkan melalui sekretariat. Pada tanggal 10 Juli 1945 Panitia Kecil dimintai laporan oleh Ketua Radjiman yang dipenuhi oleh ketuanya, Bung Kamo.

Panitia Kecil, seperti yang dilaporkan oleh ketuanya pada tanggal 22 Juni mengambil prakarsa untuk mengadakan pertemuan 38 anggota Badan Penyelidik, yang sebagian di antaranya sedang menghadiri sidang Cuo Sangiin (sebuah badan penasihat yang dibuat oleh pemerintah pendudukan Jepang). Pertemuan itu oleh Bung Karno ditegaskan merupakan "rapat pertemuan antara Panitia Kecil dengan anggota-anggota Dokuritzu Junbi Coosakal'.

Panitia berhasil mencapai modus tersebut yang menghasilkan suatu rancangan pembukaan hukum dasar. Inilah yang dikenal dengan nama yang diberikan oleh Muh. Yamin, yakni Piagam Jakarta.

Pada alinea IV dari rancangan pembukaan tersebut dicantumkan Pancasila dengan rumusan sebagai berikut.

a.    Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
b.    Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c.    Persatuan Indonesia.
d.    Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
e.    Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Konsep itu dlterima dengan suatu perubahan panting, yakni sila pertama dalam dasar yang tercantum pada Pembukaan itu, yang semula berbunyl: “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya” digantl dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, sehingga pada Pembukaan UUD 1945 yang telah dltetapkan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945, rumusan Pancasila adalah sebagai berikut.

a.    Ketuhanan Yang Maha Esa.
b.    Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c.    Persatuan Indonesia.
d.    Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebljaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
e.    Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Contoh Surat Lamaran Kerja Sederhana

CURICULUM VITAE

v  DATA PRIBADI
Nama                                 :  Umi Salamah
Tempat Tanggal Lahir       :  Batu Nyembah, 20 Februari 1998
Jenis Kelamin                    :  Perempuan
Status                                :  Belum  Menikah
Agama                               :  Islam
Pendidikan Terakhir          : SMK / Teknik Komputer & Jaringan
Alamat                              :  Jalan Tukad Petanu Gang Boxer No. 6
No. Hp                              :  +6285 338 xxx xxx
E-mail                                :  ummi.umisa@gmail.com

v  LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
SMK Negeri  2  Kuripan                                       2013 - 2016
MTs. Negeri Jonggat                                             2010 - 2013
SDN Negeri 2 Nyerot                                           2004 - 2010

v  KEMAMPUAN & KEAHLIAN
Mampu  mengoperasikan  komputer (Ms.Word, Ms.Excel dan Ms. Power Point).
Mengerti tentang komputer dan internet (Hardware,Software , Setting Internet)

Demikian curiculum vitae ini saya buat dengan sebenarnya.
Denpasar ,  17  Agustus 2017

                                                                                                        Hormat Saya,


                                                                                                             ( Umi Salamah )








Denpasar,  17   Agustus 2017

Hal                  :  Lamaran  Pekerjaan
                                                                                                                                  
Yth. Bapak/Ibu Pimpinan
di-
       Tempat


Dengan  hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama                                       :  Umi Salamah
Tempat dan Tanggal Lahir      :  Batu Nyembah, 20 Februari 1998
Agama                                     :  Islam
Pendidikan Terakhir                :  SMK / Teknik Komputer & Jaringan
Alamat                                                :  Jalan Tukad Petanu Gang Boxer No. 6
Mengajukan  permohonan  untuk  mengisi posisi lowongan yang dibutuhkan saat ini  ditempat yang  Bapak/Ibu pimpin.
Sebagai bahan pertimbangan  Bapak/Ibu, bersama ini saya lampirkan :
a.       Fotocopy  KTP 
b.      Fotocopy  Ijazah Terakhir
c.       Pas foto warna  3 x 4
d.      Fotocopy Sertifikat PKL
e.       Curiculum Vitae

Besar  harapan saya  agar  dapat  diterima  pada  perusahaan  yang  Bapak/Ibu  pimpin. Sekian dan terima kasih.
     Hormat  Saya,

                                                                                                 

    ( Umi Salamah )

Kelebihan dan Kekurangan Linux Fedora

Kelebihan dari Fedora :
*    Distro yang mapan, aman dan padat feature.
*    Digunakan sangat luas dan popular.
*    Dukungan yang baik, inovatif, desktop yang bagus dan tool konfigurasi,Tingkat security yang baik, yaitu adanya paket SELinux (Security Enhanced Linux).
*    Sebuah feature yang menarik adalah dimasukkannya paken Xen secara default ke Fedora Core dan Xen memungkinkan beberapa virtual computer untuk berjalan pada sebuah sistem fisik tunggal .

Kekurangan dari Fedora :
*     Tidak sestabil debian atau slackware untuk server.
*   Tidak semudah dan semutakhir Suse atau Mandrake untuk penggunaan                      desktop.
*     Fedora adalah distribusi untuk keperluan umum.
*     Multimedia yang kurang (secara default) tidak dapat memutar format Windows Media, MP3 atau DVD.
*     Struktur Dasar Sistem Operasi Fedora. Sistem operasi yang digunakan oleh fedora adalah sistem operasi UNIX. Sistem operasi UNIX (Original UNIX) juga terbatas pada fungsi perangkat keras dan struktur yang terbatas. UNIX hanya terdiri atas 2 bagian, yaitu Kernel dan Program Sistem. Kernel berada di bawah tingkat antarmuka system call dan diatas perangkat lunak secara fisik. Kernel ini berisi sistem file, penjadwalan CPU, manajemen memori, dan fungsi sistem operasi lainnya yang ada pada system call berupa sejumlah fungsi yang besar pada satu level. Program Sistem meminta bantuan Kernel untuk memanggil fungsi-fungsi dalam kompilasi dan manipulasi file.

Referensi :


Kelompok Umur dan Tingkatan Pada Pramuka

Kelompok Umur Dan Tingkatan
Kelompok Umur

Kelompok Umur adalah sebuah tingkatan dalam kepramukaan yang ditentukan oleh umur anggotanya.

Kelompok dibagi menjadi 4 :
·         Kelompok umur 7-10 tahun disebut dengan Pramuka Siaga
·         Kelompok umur 11-15 tahun disebut dengan Pramuka Penggalang
·         Kelompok umur 16-20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak
·         Kelompok umur 21 – 25 tahun disebut dengan Pramuka Pandega
Ada juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok yang ditujukan untuk orang yang memiliki kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya Pramuka Pembina, adalah sebutan untuk orang dewasa yang memimpin Pramuka. Dan Pramuka Andalan, adalah anggota Pramuka yang mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir dalam Pramuka. Contoh lainnya adalah Pelatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Tingkatan

Tingkatan dalam kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan oleh kemampuan anggotanya, kemampuan itu disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum atau SKU. Untuk Pramuka siaga dan penggalang, masing-masing Kelompok umur memiliki tiga Tingkatan. Untuk Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pandega hanya satu tingkatan.

·         Tingkatan Pramuka Siaga : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata.
·         Tingkatan Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap
·         Tingkatan Pramuka Penegak : Penegak Bantara, Penegak Laksana

Ada juga sebuah tingkatan khusus yang disebut dengan Pramuka Garuda, yaitu tingkatan tertinggi dalam setiap kelompok umur dalam kepramukaan.

Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan

Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya.
Baden-Powell sebagai penemu sistem pendidikan kepanduan telah menyusun prinsip-prinsip Dasar dan Metode Kepanduan, lalu menggunakannya untuk membina generasi muda melalui pendidikan kepanduan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau remaja sehari-hari. Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan itu harus diterapkan secara menyeluruh. Bila sebagian dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan kepanduan.
Dalam Anggaran dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan bertumpu pada:

·         Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
·         Kepedulian terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
·         Kepedulian terhadap diri pribadinya;
·         Ketaatan kepada Kode Kehormatan Pramuka.

Prinsip dasar
Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya dengan dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggung jawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.

Metode
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :

·         Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
·         Belajar sambil melakukan;
·         Sistem berkelompok;
·    Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan , Perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;
  • Kegiatan di alam terbuka;
  • Sistem tanda kecakapan;
  • Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
  • Sistem among.
Metode Kepramukaan pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan. Metode Kepramukaan juga digunakan sebagai sebagai suatu sistem yang terdiri atas unsur-unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.

Kode Kehormatan

Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.

Satya
Satya adalah :
·         Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
·         Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;
·         Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
Satya dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwisatya dan Trisatya”

Dwisatya
Dwisatya adalah satya yang digunakan khusus untuk Pramuka Siaga. selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

Dwisatya Pramuka Siaga
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
  • menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tatakrama keluarga.
  • setiap hari berbuat kebajikan.
Trisatya
Trisatya merupakan janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam Gerakan Pramuka. Disebut trisatya karena mengandung tiga butir utama yang menjadi panutan setiap Pramuka.
Setiap kali Pramuka akan dilantik menuju tingkatan yang lebih tinggi atau dilantik untuk acara lainnya, diwajibkan melaksanakan upacara ucap ulang janji yang berupa pembacaan trisatya di depan sang saka merah putih. Kode Moral Trisatya digunakan oleh pramuka golongan penggalang, penegak dan pandega.
Trisatya dibagi dua, Trisatya untuk Penggalang dan Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa.
  • Trisatya untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
  1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
  2. menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
  3. menepati Dasadharma
  • Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
  1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
  2. menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
  3. menepati Dasadarma.
Dharma
Dharma adalah :
  • Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.
  • Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
  • Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
  • Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.
Dharma dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwidharma dan Dasadharma”

Dwidharma
Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

Dwidarma Pramuka Siaga

  • Siaga berbakti kepada ayah bundanya.
  • Siaga berani dan tidak putus asa.
Dasadharma

Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut:

Dasadharma Pramuka itu:

  1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
  3. Patriot yang sopan dan kesatria.
  4. Patuh dan suka bermusyawarah.
  5. Rela menolong dan tabah.
  6. Rajin, terampil, dan gembira.
  7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
  8. Disiplin, berani, dan setia.
  9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
  10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan


Menggunakan Etika Dalam Berkomunikasi

Etika Dalam Berkomunikasi Dalam menggunakan jejaring sosial, kita diberi kebebasan berbagi informasi atau berkomunikasi dengan siapa ...