Alasan
dan Tujuan Pentingnya Mempelajari
Pancasila
Ada beberapa alasan mengapa Pancasila
harus dipelajari oleh setiap anak bangsa Indonesia. Beberapa alasan itu antara
lain:
1. Pancasila adalah perjanjian luhur yang telah disepakati oleh bangsa
Indonesia untuk dijadikan sebagai jiwa dan kepribadian bangsa, falsafah hidup
bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Sebagai jiwa bangsa, Pancasila
melekat pada eksistensi bangsa Indonesia.
2. Sebagai falsafah hidup bangsa, Pancasila bukan hanya untuk dimiliki, apalagi
sekedar dijadikan pusaka. Nilai-nilai luhur Pancasila harus dapat dihayati dan
terwujud dalam perilaku nyata setiap anak bangsa dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
3. Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi dasar pedoman dalam kehidupan
bernegara, baik bagi pemerintah (dalam arti luas) maupun bagi setiap dan
segenap warganegara Indonesia. Jadi, warganegara yang baik adalah warganegara
yang mentaati segala peraturan yang didasarkan kepada nilai-nilai Pancasila,
yang tidak menyimpang apalagi bertentangan dengan Pancasila.
4. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, yang pluralistik, yang
ber-bhinneka tunggal ika. Dalam perjalanan sejarah dan gerak kehidupan bangsa
Indonesia telah terbukti bahwa Pancasila cocok sebagai falsafah pemersatu
bangsa. Sangat disadari bahwa bangsa majemuk itu sangat potensial untuk
bertumbuhnya benih konflik dan dis-integrasi, sehingga sangat diperlukan adanya
falsafah pemersatu yang bisa diterima oleh segenap komponen kemajemukan bangsa.
5. Ilmu dan pemahaman yang baik dan benar tentang Pancasila perlu dipelajari
oleh setiap anak bangsa untuk dapat mewarisi dan menjaga kelestariannya. Setiap
generasi penerus harus mampu mewarisi ilmu dan pemahaman itu dari generasi
pendahulunya.
Dengan demikian, maka dapat pula dijelaskan bahwa yang menjadi tujuan setiap
anak bangsa Indonesia ini mempelajari Pancasila adalah:
1. Untuk mengenal Pancasila
Tujuan pada tahapan dan tingkatan terendah adalah dimulai dari mengenal apa itu
Pancasila. Pada tingkatan ini setidak-tidaknya setiap anak bangsa sudah mulai
mengetahui bahwa Pancasila itu ada, dan Pancasila itu bukan nama bagi makanan
atau nama orang atau nama binatang purba atau nama lainnya, melainkan Pancasila
adalah nama bagi falsafah atau pandangan hidup bangsa dan dasar negara kita,
Indonesia.
2. Untuk memahami Pancasila
Pada tahapan berikutnya, mempelajari Pancasila adalah untuk memahaminya secara
benar dan sedalam-dalamnya. Sampai seberapa dalam pemahamannya tentu berbeda-beda
pada masing-masing anak bangsa, tergantung banyak faktor penyebabnya. Tetapi
yang pasti, setiap pemahaman yang terjadi akan melahirkan satu dari dua
kemungkinan kesimpulan.
Pertama, kesimpulan yang positif, yang menilai bahwa Pancasila itu baik, cocok
dan karena itu diperlukan. Kesimpulan ini membawa kepada proses penerimaan yang
positif pula, yaitu menerima Pancasila secara ikhlas, tegas, dan penuh
kesadaran.
Kedua, kesimpulan yang negatif, yang menilai bahwa Pancasila itu tidak ada
manfaatnya, tidak cocok dan karena itu tidak diperlukan. Kesimpulan ini
berpotensi membawa kepada proses penolakan atau penerimaan yang negatif, yaitu
menerima Pancasila karena terpaksa, ragu-ragu, atau sekedar sebuah siasat atau
strategi. Misal, dalam sejarah bangsa tercatat, partai komunis yang semula
nampaknya menerima Pancasila kemudian terbukti bahwa penerimaannya itu tidaklah
ikhlas, bahkan kemudian mencoba mengganti Pancasila dengan ideologi lain, yaitu
komunisme.
Dan untuk dapat meningkat kepada tahapan berikutnya, maka syaratnya,
penerimaannya itu haruslah penerimaan yang positif.
3. Untuk menghayati Pancasila
Menghayati atau menjiwai adalah memasukkan kedalam jiwa. Dengan penerimaan yang
positif akan memungkinkan terjadinya proses internalisasi, proses mendarah-dagingkan
nilai-nilai luhur Pancasila kedalam diri pribadi masing-masing individu anak
bangsa, sehingga akan mewarnai kepribadian dan sikap perilakunya.
4. Untuk mengamalkan Pancasila
Nilai-nilai luhur Pancasila itu tentu sia-sia dan tidak ada manfaatnya jika
tidak diamalkan. Pada tahapan ini tujuan mempelajari Pancasila tidak hanya
berhenti pada sekedar memahami, tetapi bagaimana nilai-nilai yang sudah
difahami secara benar dan dihayati dengan keikhlasan itu dapat terwujud secara
nyata dalam bentuk amal atau perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
5. Untuk melestarikan Pancasila
Jika Pancasila sudah mampu diamalkan dan merasakan manfaat darinya, maka akan
tumbuh kesadaran untuk menjaga agar Pancasila itu dapat terus dilestarikan, terus
dapat dimiliki, dihayati, dan diamalkan.
Proses pelestarian ini bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan menjaga
agar Pancasila tidak dirongrong, tidak diselewengkan, bahkan agar Pancasila
tidak diganti dengan ideologi lain. Kedua, dengan mewariskan nilai-nilai luhur
Pancasila itu kepada generasi muda penerus estafeta kehidupan bangsa, utamanya
melalui proses pendidikan, baik pendidikan informal, formal, maupun pendidikan
non-formal.